Monday, March 11, 2013

roti unyil

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRAOQrtwAmEmir_iXqI-oNdG7ycxfcZFnA2XmNk91pcP579vNLj Jakarta - Roti unyil dari kota Bogor memang sangat populer dan banyak penggemarnya. Bentuknya mungil, pas dimakan sekali suap. Isinya pun beragam, ada cokelat, keju, daging, sosis, dan kacang. Dibalik kelezatannya, ada beberapa hal yang perlu dicermati soal kehalalannya. Roti unyil yang dikenal sebagai oleh-oleh khas kota Bogor banyak disukai orang karena rasanya yang enakl. Sebenarnya roti ini tak jauh berbeda dari roti biasa, hanya saja bentuknya unyil alias mungil sehingga pas dimakan dalam sekali suap. Seperti roti manis, sinya beragam, mulai dari meises, keju, pisang, sosis, daging, dan sebagainya. Namun semakin kritisnya kaum muslim yang peduli akan halal membuat konsumen bertanya-tanya tentang kehalalannya. Apalagi menurut LPPOM MUI hingga saat ini belum ada satu produsen roti unyil yang memperoleh sertifikasi halal. Oleh karena itu, ada beberapa titik kritis kehalalan yang perlu dipahami konsumen muslim: Tepung: Ada banyak hal mengenai kehalalan roti yang seringkali luput dari pengamatan konsumen. Padahal selain bahan-bahan tambahan, bahan baku roti seperti tepung, ragi atau yeast, dan shortening juga perlu diperhatikan. Untuk tepung misalnya, dalam membuat roti atau kue memakai tepung gandum keras (strong flour) dan tepung gandum lunak (soft flour). Salah satu bahan untuk membuat tepung gandum adalah L-sistein. Fungsinya sebagai improving agent yang berfungsi melembutkan gluten dan mengembangkan adonan. Permasalahannya L-sistein banyak terbuat dari rambut manusia, khususnya untuk merek dari Cina. Sudah dapat dipastikan haram bagi kaum muslim. Namun, di Indonesia berbagai jenis tepung yang beredar hampir semuanya telah memperoleh sertifikasi halal dari LPPOM MUI sehingga konsumen tak perlu khawatir. Tetapi jika produsen memakai tepung impor yang belum bersertifikat halal, maka perlu diwaspadai

No comments:

Post a Comment